Jumat, 14 Agustus 2009

MANDAU SENJATA KHAS SUKU DAYAK KALIMANTAN


MANDAU
SENJATA TRADISIONAL SUKU DAYAK

Mandau adalah senjata tradisional masyarakat melayu dayak yang hidup dikalimantan Timur terutama di daerah barito. Pada zaman dahulu senjata mandau selalu dikaitkan dengan tradisi mengayau dikalangan orang dayak, yaknni memenggal kepala musuh baik dalam peperangan ataupun lainnya. Tradisi ini akhirnya menjadi suatu kepercayaan masyarakat dayak bahwa mandau yang sering digunakan untuk mengayau dianggap sebagai keramat,sementara pemiliknya dianggap semakin sakti dan status sosialnya semakin tinggi.
Namun saat ini dengan semakin hilangnya tradisi mengayau sejak awal abad ke -20 M, mandau tidak sekeramat dahulu. Mandau sudah menjadi senjata biasa yang tidak hanya difungsikan untuk mengayau,tetapi juga untuk berburu, menebang pohon,menebas dahan dan menggali umbi-umbian.
Sejarah mencatat bahwa mandau yang asli dibuat dari batu gunung yang dilebur secara khusus oleh orang ahli dengan diberi hiasan emas,perak atau tembaga. Senjata ini mirip dengan Parang, perbedaannya hanya terletak pada ukiran yang dibuat dibagian bilah yang tumpul. Selain itu pada bilah ini dibuat pula lubang-lubang yang ditutupi dengan kuningan guna memperindah bilah tersebut. Disisi lain kedudukan mandau hampir sama dengan keris di Jawa, Rencong di Aceh.
Biasanya mandau terdiri dari ulu ( pegangan) Sarung dan bilah. Ulu terbuat dari kayu pilihan dan diberi hiasan, diantaranya berupa jumbai-jumbai rambut manusia yang diambil dari kepala orang yang sudah dikayau, berfungsi sebagai penambah keangkeran dan keampuhannya. Sementara itu sarungnnya terbuat dari kayu yang juga dihiasi dengan beragam hiasan, diantaranya manik-manik dan bulu burung. Pada sarung ini diselipkan anak mandau berupa pisau pengerat kecil yang bertangkai panjang. Sedangkan bilah mandau berukuran panjang sekitar 70 cm, ujungnya runcing dengan lebar yang berbeda dari pangkalnya. Lebar di bagian ujung sekitar 6,5 cm, sementara dibagian pangkalnya kira-kira 3,5 cm. Sisi tajamnya terletak dibagian depan sementara sisi majal ( tumpulnya ) dibagian punggung ini terdapat bentuk ukiran bergerigi yang diperindah pula dengan logam lain selain besi, misalnya tembaga atau kuningan.
Pada dasarnya jenis-jenis mandau pada semua suku dayak memiliki bentuk yang sama. Tetapi ada sedikit perbedaannya jika dilihat dari segi kelengkungan bilahnya, yakni bilah yang agak melengkung,lurus adapula yang agak condong kebelakang. Ciri –ciri tersebut membedakan jenis-jenis mandau seperti jenis mandau ilang yang hampir lurus, mandau langgi tinggang yang melengkung kebelakang, mandau naibor atau naibur yang memakai semacam pengait , hampir mirip dengan kembang kacang pada keris di dekat pangkalnya. Selain itu adapula jenis mandau apakagan dan mandau bayou yang masing-masing memiliki variasi bentuk tersendiri. Dari perbedaan jenis dan bentuk hiasan yang ada pada mandau dengan ciri-ciri tertentu adalah milik orang Dayak Maayan,Dayak Mbalan, Dayak Bahau, Dayak Ngaju, atau sub suku dayak lainnya.
Mandau dipercya memiliki tingkat-tingkat keampuhan atau kesaktian. Kekuatan saktinya itu tidak hanya diperoleh dari proses pembuatan yang melalui ritual –ritual tertentu, tetapi juga dalam tradisi pengayauan ( pemenggalan kepala ).
Ketika itu ( sebelum Abad ke 20 ) semakin banyak orang yang berhasil dikayau, maka mandau yang digunakan semakin sakti. Biasanya sebagian rambutnya sebagian digunakan untuk menghias gagangnya. Mereka percaya bahwa orang yang mati karena dikayau maka rohnya akan mendiami mandau sehingga mandau tersebut menjadi sakti. Namun saat ini fungsi mandau sudah berubah, yaitu sebagai benda seni dan budaya, cinderamata,barang koleksi serta senjata untuk berburu,memangkas semak dan bertani. Pembuatan manda, jika dicermati secara seksama didalamnya mengandung nilai-nilai yang pada gilirannya dapat dijadikan sebagai acuan dalam kehidupan sehari-hari bagi masyarakat pendukungnya. Nilai –nilai itu antara lain : keindahan (seni), ketekunan,ketelitian,dan kesabaran, Nilai keindahan tercermin dari bentuk-bentuk mandau yang dibuatnya sedemikan rupa,sehingga memancarkan keindahan . sedangkan nilai ketekunan, ketelitian dan kesabaran tercermin dari proses pembuatannya yang memerlukan ketekunan,ketelitian, dan kesabaran.Tanpa nilai –nilai tersebut tidak mungkin terwujud sebuah mandau yang indah dan sarat makna. ( .Metro Banjar 9 Agustus 2009 )